Pengerak Roda Belakang

 

Lebih Bagus Mana, Motor dengan Rantai, Belt, atau Shaft?

Rantai bukan satu-satunya komponen yang meneruskan putaran atau tenaga mesin ke roda, tapi masih ada jenis lain lainnya, seperti belt dan shaft.
 
Memang, jenis yang pertama itu lebih kasat mata dan umun di Indonesia khususnya digunakan untuk motor bebek dan sport.
 
Hanya saja belakangan ini, semenjak tren skutik terus populer dan mendominasi kendaraan roda dua dalam negeri, komponen belt mulai familiar.
 
Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Slamet Kasianom, mengatakan pemilihan sistem penggerak tersebut, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan pengendaranya.
 
Nah supaya tak bingung, Slamet coba menjelaskan karakter ketiga jenis part tersebut.
 
Rantai
Ilustrasi rantai motor Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
                                                  Ilustrasi rantai motor Foto: Istimewa
Rantai banyak dipakai pada model motor bebek, motor cross, dan fairing. Dibanding belt dan shaft, transfer tenaga dari mesin ke roda yang memakai rantai lebih responsif.
 
"Tenaga dari putaran mesin kalau pakai rantai mungkin hanya berkurang 20 persen ke roda. Jadi lebih responsif, makanya motor balap seperti motoGP pakai rantai," kata Slamet kepada kumparan," Selasa (16/6).
 
Namun, lanjutnya, rantai membutuhkan perawatan lebih sering karena mudah kendor dan harus disetel. Belum lagi harus dilumasi dan dibersihkan sehari hari atau seminggu sekali.
 
"Rantai butuh perawatan lebih sering karena harus dilumasi, dibersihkan disetel juga, apalagi kalau musim hujan, tidak boleh kotor," ujarnya.

Belt

Cover CVT Honda Vario 125 yang sudah dilepas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Cover CVT Honda Vario 125 yang sudah dilepas Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Sistem penggerak belt biasanya identik dengan motor matik yang saat ini sedang naik daun di Indonesia. Motor dengan komponen ini tidak perlu memakai sistem gigi dan kopling, sehingga lebih mudah dikendarai.
 
"Tarikannya lebih halus dibanding rantai, tapi power loss dari mesin lebih banyak sekitar 30 persen, karena mekanismenya lebih banyak gesekan di CVT seperti v-belt, kampas kopling, dan roller," paparnya.
 
Kelebihan belt lebih tahan perawatannya ketimbang rantai, meski penggantian komponennya harus membongkar CVT dan dilakukan di bengkel, otomatis butuh pengeluaran lebih banyak.
 
"Belt rata-rata di atas 20.000 km pengantiannya, jadi intervalnya lebih lama. Perawatan berkala sebulan sekali paling hanya perlu menjaga kebersihan CVT, tapi harus bongkar CVT,"

Shaft

penggerak roda jenis shaft pada motor BMW. Foto: Dok. bikesmedia
zoom-in-whitePerbesar
                      penggerak roda jenis shaft pada motor BMW. Foto: Dok. bikesmedia
Terakhir, sistem penggerak shaft, yang masih jarang dipakai pada mayoritas sepeda motor di jalan. Menurut Slamet, shaft biasanya digunakan pada motor berkubikasi besar seperti Harley Davidson.
 
Bukan tanpa alasan, sebab dari segi transfer tenaga, shaft hampir mendekati 100 persen, sesuai karakter moge yang memerlukan tenaga besar karena bobotnya yang lebih berat.
 
"Konstruksinya pakai lebih banyak logam jadi lebih berat makanya kalo dipakai pada mesin cc kecil pasti banyak beban," jelasnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI SASIS KELAS XII TBSM

SOAL PAS PRODUKTIF TBSM KELAS 11 MAPEL PEMELIHARAAN SASIS SEPEDA MOTOR