KEPALA SILINDER (HEAD CYLINDER) SEPEDA MOTOR

Kepala silinder (Cylinder head) adalah salah satu komponen utama mesin yang dipasangkan pada blok silinder dan diikat menggunakan baut. Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama engine bekerja. Oleh sebab itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Pada saat ini banyak engine yang kepala silindernya terbuat dari paduan aluminium. Kepala silinder yang terbuat dari paduan Aluminium memiliki kemampuan pendinginan lebih besar di Banding dengan yang terbuat dari besi tuang.
Fungsi dari kepala silinder diantaranya :
  1. Sebagai tempat pembakaran (ruang bakar)
  2. Sebagai tempat kelengkapan mekanisme katup
  3. Saluran pemasukan
  4. Saluran pembuangan
  5. Tempat pemasangan busi.
  6. Tempat water jacket (Mantel pendingin)
Mekanisme katup pada kepala silinder terdapat terdiri dari beberapa komponen, seperti katup, spring, valve guide, valve seat, dan lain sebagainya. Ada beberapa macam mekanisme katup yang digunakan pada mobil-mobil saat ini, seperti ohv, ohc, dohc dan lain sebagainya. Fungsi dari komponen-komponen dari cylinder head adalah sebagai berikut :
  1. Spark plug (Busi): Untuk menghasilkan loncatan bunga api yang dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.
  2. Adjusting shim: penyetel celah katup
  3. Valve guide: sebagai penghantar gerakan katup
  4. Gasket: sebagai perapat antara kepala silinder dan block silinder, agar tidak terjadi kebocoran.
  5. Water jacket: sebagai saluran air pendingin dalam mendinginkan komponen komponen mesin.
  6. Cylinder block: untuk tempat pembakaran/tempat bekerjanya.
  7. Valve lifter: disebut juga pengangkat katup
  8. Exhaust valve (katup buang) : berfungsi untuk menutup dan membuka saluran buang (exhaust manifold).
  9. Intake valve (Katup hisap) : untuk membuka dan menutup saluran masuk (Intake Manifold). Katup hisap ukurannya lebih besar daripada katup buang.
  10. Piston (Torak) : untuk merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik
  11. Combustion chamber (Ruang Bakar) : sebagai tempat pembakaran
  12. Valve seat : sebagai tempat dudukan kepala katup
  13. Oil seal : Sebagai perapat oli agar tidak masuk ke ruang bakar.
  14. Valve keepers: sebagai pengunci antara katup dengan pegas katup.
  15. To exhaust manifold : berhubungan dengan exhaust manifold
  16. To intake manifold : berhubungan dengan intake manifold.
A. KLEPFungsi :
  1. Pintu keluar - Masuk Gas
  2. Seal/Perapat dengan dudukan klap, untuk ini klek terbuat dari baja spesial (nickel-chrome)
Jenis-Jenis Klep :
1.    Klep Pemasukan

    Klep pemasukan menerima panas pembaka­ran, dan didinginkan oleh campuran gas yang rnengalir masuk keruang bakar. sehingga klep mengalami pemuaian yang tidak merata, yang akan berakibat dapat mengurangi efektifitas kerapatan pada dudukan klep. Untuk mening­katkan efisiensi pemasukan, biasanya lubang pemasukan dibuat sebesar mungkin.



2.    Klep Pembuangan
   Klep pembuangan menerima tekanan panas jauh lebih tinggi, hal ini tentunya akan mengurangi efektifitas kerapatan, dan pada bagian dudukan klep mudah terjadi keausan. Untuk meng­hindari hal ini, maka kelonggaran klep (valve clearence) klep buang dibuat lebih lebar.







B. PER KLEP (PEGAS KLEP) Fungsi :

  1. Menekan klep agar dapat menutup dengan sempurna.
  2. Untuk mengembalikan posisi kelep pada posisi semula setelah tertekan/membuka


C. PENUNTUN KLEP / VALVE GUIDES DAN STEM SEALS AS

   Untuk menjaga agar oli tidak berlebihan mengalir, pada bagian ujung penuntun klep terpasang "valve steam seal" (seal klep).


D.   RANGKAIAN GERAK KLEP / VALVE TRAIN



1.    Camshafts, Cam Sprockets, Rantai/Chains Rocker Arms

    Rangkaian gerak klep/valve train, dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah klep, dan posisi camshaft dalam mesin sepeda motor. Over Head Valve (O.H.V), Single Over Head Camshaft (S.O.H.C) dan Double Over Head Camshaft (D.O.H.C) semua digerakkan oleh rantai penggerak. ada juga beberapa model yang digerakkan oleh gear. Sistim penggerak ini terdiri dari cam shaft, cam sprocket, cam chain, rocker arm, dan chain tensioner.

Camshafts, Cam Sprockets, Rantai/Chains



2.    Setelan Rantai / Chain Tensioner

  Setelan rantai/chain tensioner berfungsi menjaga kekencangan rantai timing. Jika kekencangan rantai ber­ubah-ubah (kendor-kencang), akan berpengaruh pada putaran mesin, valve timing (saat buka-tutup klep) dan saat pengapian juga akan berubah, dan akan timbul suara berisik (noise) untuk itu, chain­ tension sangat penting berfungsi menjaga kekencangan rantai dengan tepat

Jenis – Jenis Setelan Rantai :1.    Setelan Manual2.    Setelan Otomatis3.    Setelan Semi Otomatis


1)    Tipe setelan manual/ Manual adjustment

Tipe penyetelan manual, memerlukan penyetelan kekencangan secara berkala. cara penye­telannya dengan cara menekan batang penekan jika setelan kurang tepat, akan mempengaruhi putaran mesin. Jika terlalu kencang, putaran mesin akan menjadi berat, jika terlalu kendor, akan timbul suara berisik




2) Setelan otomatis/Automatic adjustment

A.    Pegas Volut

Jika chain guide (karet) melengkung, karet a­kan menekan rantai, sehingga rantai mengalami penegangan. Selanjutnya chain guide akan menjaga kekencangan rantai. Jika rantai mengalami kekendoran, secara otomatis batang penekan akan menekan chain guide. Se­lanjutnya batang penekan yang berbentuk ra­chet bergerak searah dan tidak akan kembali dan tidak perlu penyetelan.

Penyetel Pegas Volut



B.  Hidrolis

   Pada saat rantai timing menegang, roda penegang terangkat ke atas, tuas penegang akan mendorong batang penekan ke bawah. Oli yang ada dalam batang penekan akan naik ke atas melalui check valve, dengan demikian batang penekan akan turun secara perlahan. Pada saat rantai timing mengendor, pegas pengembali akan mendorong batang penekan ke atas, oli dalam batang penekan akan turun ke bawah melalui check valve, aliran oli ini akan memperlambat reaksi pegas, sehingga roda penegang akan bergerak turun secara perlahan. Tekanan (kerja) oli ini membuat rantai timing tidak memerlukan penyetelan lagi



PENYETELAN :



1.    Tipe Manual :
         Longgarkan mur pengikat, maka "Penegang Rantai" akan bekerja secara otomatis untuk mendapatkan ketegangan rantai yang sempurna.
         Apabila melalui cara diatas ternyata tegangan rantai belum sempurna, maka lakukan penyetalan dengan menggu­nakan sebuah jari jari roda sebagai alat bantu.

2.    Tipe Pegas Volut (Otomatis/Semi-Otomatis)
Cara Penyetelan :
a.    Dengan menekan batang penekan pada tensi­oner, putar baut penekan bagian dalam dengan obeng kecil, kerah kanan hingga terkunci (1)


CATATAN :

Pastikan batang penekan tensioner, dalam posis terkunci (tidak menekan)
b.    Pasang gasket dan timing chain tensioner (2) pada cylinder.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERAWATAN BERKALA SISTEM PENGISIAN (Perawantan Baterai)

MATERI SASIS KELAS XII TBSM